Jumat, 23 Maret 2012

When Opportunity Meets Peparation

"Success is when opportunity meets preparation" Zig Ziglar

Percayakah anda akan hal itu? Bahwa sukses adalah keadaan dimana kesempatan bertemu dengan kesiapan. Jika iya, buktikanlah sekarang! Karena tidak ada kesuksesan yang akan datang pada jiwa-jiwa yang masih setenggah-setengah. Buktikan bahwa kita semua adalah mahluk yang pantas untuk mendapatkan kesuksesaan itu. Dalam hal ini, kita akan share salah satu cerita dari buku best seller yang berjudul 'Mimpi Sejuta Dolar'. Pengarangnya adalah Merry Ryana, salah satu pengusaha muda yang dulunya hanya mahasiswa berkantong pas-pasan, namun berkat kerja kerasnya ia dapat menghasilkan uang jingga satu juta dolar di usia 26 tahun.

Cerita dimulai pada tahun 1998, saat Merry baru lulus SMA disuruh pindah ke Singapore oleh orang tuanya. Merry yang bercita-cita ingin melanjutkan sekolah ke Teknik Mesin Trisakti pun mengikuti perintah orangtuanya itu, karena saat itu keadaan Indonesia benar-benar tidak aman, terutama bagi Merry yang seorang berdarah Tionghoa. Merry pun diterima di salah satu universitas favorit di Singapura, Nanyang Technology University, Singapore. Perpindahan Merry pun membuat keluarganya memiliki hutang atas pemerintah Singapore sebesar 40.000 dolar, atau saat itu sekitar 300 juta untuk biaya tempat tinggal, sekolah dan biaya hidup. Merry pun hidup sederhana disana, bahkan ia mengaku uang sakunya hanya 10 dolar perminggu, hal itu menyebabkan Merry harus bekerja paruh waktu untuk menambah uang jajan dan tabungannya.

Hingga pada suatu hari, tepat di usia 20 tahun, Merry memiliki resolusi : "Sebelum usia 30 tahun, Saya harus terbebas dari masalah finansial". Menjelang kelulusannya pun Merry pun memulai untuk melakukan perhitungan. Jika ia setelah lulus menjadi pegawai, maka gaji yang akan di dapat sekitar 4000 dolar, namun itu akan dipotong pajak, biaya hidup dan uang yang akan dikirimkan kepada orang tua. Sehingga hanya sisa 500 dolar untuk tabungan, dan dipastikan saat usia 30, dia belum bisa sukses, apalagi dibayang-bayangi hutang dan bunga yang semakin membeludak. 

Merry pun mengikuti beberapa tawaran bisnis yang ditawarkan oleh temannya, seperti menjadi bekerja MLM, namun tertipu, ia juga pernah bermain di bursa saham, namun rugi besar. Tapi, dengan tekad yang kuat, Merry pun memutuskan untuk menjadi sales produk keuangan. Awalnya, Merry hanya menawarkan jasa keuangan melalui telepon, hingga ia pun langsung mendatangi pelanggan ke jalanan. Dimana awalnya ia dicaci-maki oleh temannya karena menjadi sales, bahkan oleh orangtuanya sendiri. Namun, Merry yakin bahwa ia dapat meraih kesuksesanya dengan caranya sendiri. Hingga pada usia 26 tahun, Merry menjadi President Star Club perusahaan keuangan tersebut, dimana pendapatannya mencapai 1 juta dolar. Tak lama, ia pun memilih untuk membuat perusahaan di bidang keuangan sendiri bernama Merry Riana Organization (MRO) yang sukses hingga sekarang. Dan sekarang, ia pun bukan hanya seorang pengusaha muda, namun juga menjadi seorang motivator dan brand ambassador LG dan Canon Asia. Satu kata tentang Merry Riana : WOW! Merry membuktikan bahwa keterbasan dapat menjadi penghalang pemacu kesuksesannya.

Merry bukan hanya menginpirasi pembacanya, namun ia dapat membuktikan bahwa kesuksesan itu akan datang saat "kesempatan" bertemu dengan "kesiapan". Ia menjadi salah satu anak Indonesia yang dapat sukses di negeri lain. Itu bukan berarti Merry lupa akan Indonesia. Saat ia ulang tahun ke-30, Merry mempunyai resolusi baru, yaitu: Sebelum usia 40, saya ingin menciptakan dampak positif kepada 1 juta orang di Asia. Dalam buku biografinya, ia mendedikasikan kepada negeri tercinta, yaitu Indonesia.

Bagaimana jika seandainya Indonesia memiliki lebih banyak jiwa-jiwa semangat seperti Merry Riana? Bayangkan saja, jika Indonesia memiliki lebih banyak pemimpin berjiwa muda, maka negara kita tercinta ini pasti bisa mengalami kebebasan finansial layaknya Merry Riana. Kita tidak butuh jiwa-jiwa pengkritik yang hanya bisa berkata, tanpa tindakan yang jelas. Jika dirumuskan Opportunity+Preparation=Success, maka pada dasarnya Indonesia memiliki big opportunity, namun hanya tinggal preparation. Siapakah yang bertugas membuat preparation itu ? Kitalah, para pemimpin masa depan.

"Berikan aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dan akarnya. Berikan aku satu pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia" Bung Karno

1 komentar: